LEMBAR KERJA MODUL 2.5 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 

PEMBELAJARAN 1: GALI PEMAHAMAN DIRI

Waktu: 1 x 45 Menit

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

Bapak/Ibu Guru, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

 

1.      Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?

  • Murid: Sebagai pusat dari ekosistem sekolah, murid adalah fokus utama yang harus didukung oleh seluruh elemen lainnya.
  • Guru dan Kepala Sekolah: Mereka berperan sebagai pemimpin pembelajaran dan manajer yang mengarahkan seluruh aktivitas pembelajaran dan pengelolaan sumber daya.
  • Staf Pendukung: Termasuk tenaga administrasi, penjaga sekolah, dan lainnya yang berperan dalam memastikan operasional sekolah berjalan lancar.
  • Orang Tua Murid: Mereka merupakan mitra penting dalam mendukung pendidikan di rumah dan di sekolah.
  • Masyarakat Sekitar: Lingkungan komunitas di sekitar sekolah yang dapat memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, seperti kegiatan ekstrakurikuler atau kolaborasi dalam proyek sekolah.
  • Sumber Daya Fisik: Termasuk gedung sekolah, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas olahraga yang mendukung kegiatan pembelajaran.
  • Sumber Daya Lingkungan: Alam sekitar sekolah yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar di luar ruangan atau sebagai tempat penelitian.

 

2.      Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.

  • Modal Manusia: Keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman guru, kepala sekolah, serta murid yang dapat dimaksimalkan untuk pembelajaran.
  • Modal Sosial: Jaringan dan hubungan baik dengan orang tua, komunitas, dan lembaga lokal yang dapat mendukung kegiatan sekolah.
  • Modal Lingkungan: Alam sekitar, seperti taman sekolah atau kebun, yang dapat digunakan sebagai ruang belajar alternatif.
  • Modal Finansial: Sumber dana yang tersedia, baik dari pemerintah, donatur, atau hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sekolah.
  • Modal Budaya dan Agama: Nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh komunitas sekolah dapat menjadi landasan moral dan etika dalam kegiatan sehari-hari.
  • Infrastruktur Teknologi: Perangkat teknologi seperti komputer, internet, dan perangkat lunak pendidikan yang mendukung proses belajar-mengajar.

 

3.      Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?

  • Kemampuan Menginspirasi: Kepala sekolah yang mampu memberikan visi yang jelas dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan bersama.
  • Pendekatan Kolaboratif: Pemimpin yang melibatkan semua pihak, termasuk guru, staf, dan orang tua, dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program sekolah.
  • Inovasi dalam Pemanfaatan Sumber Daya: Kepala sekolah yang kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, misalnya dengan mengembangkan program ekstrakurikuler yang memanfaatkan potensi komunitas lokal.
  • Keterbukaan terhadap Feedback: Pemimpin yang terbuka terhadap saran dan kritik, serta menggunakan umpan balik tersebut untuk perbaikan terus-menerus.

 

4.      Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?

  • Visioner: Mampu melihat potensi jangka panjang dan mengarahkan sekolah menuju pencapaian visi tersebut.
  • Kolaboratif: Mendorong partisipasi aktif dari semua anggota ekosistem sekolah, termasuk murid, guru, staf, dan masyarakat.
  • Inovatif: Selalu mencari cara baru untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Adaptif: Fleksibel dalam menghadapi perubahan dan mampu menyesuaikan strategi pengelolaan sumber daya sesuai kebutuhan.
  • Pemelihara Hubungan: Membina hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan pemerintah lokal, untuk mendukung program sekolah

 

5.      Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?

  • Penggunaan Modal Manusia: Apakah Anda sudah maksimal dalam menggunakan kemampuan dan pengalaman pribadi serta murid dalam kegiatan pembelajaran?
  • Kolaborasi dengan Rekan Kerja: Seberapa sering Anda bekerja sama dengan guru lain atau staf sekolah untuk mencapai tujuan bersama?
  • Pemanfaatan Teknologi: Apakah Anda telah menggunakan teknologi yang tersedia secara optimal dalam proses belajar mengajar?
  • Hubungan dengan Masyarakat: Seberapa sering Anda melibatkan orang tua atau komunitas dalam kegiatan sekolah?
  • Kreativitas dalam Pengelolaan Sumber Daya: Apakah Anda sering mencari cara baru untuk menggunakan sumber daya yang ada, misalnya dengan mengadakan kegiatan belajar di luar kelas atau mengembangkan program baru?

 

Harapan:

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

1.      Untuk Diri Sendiri

Peningkatan Kompetensi: Menjadi lebih efektif dalam mengelola sumber daya dan memimpin dengan inspirasi.

Kreativitas dan Inovasi: Mengembangkan program-program inovatif yang memanfaatkan potensi sekolah.

Refleksi dan Perbaikan: Meningkatkan kemampuan reflektif untuk terus memperbaiki praktik pengajaran dan manajemen.

2.      Untuk Peserta Didik

 Pembelajaran Berkualitas: Menghadirkan pengalaman belajar yang lebih baik dan bermakna.

Pemberdayaan Potensi: Membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Keterlibatan Aktif: Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3.      Untuk Sekolah

Pengelolaan Efektif: Meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

Kolaborasi: Membangun kerjasama yang lebih baik dengan masyarakat dan pihak eksternal.

Program Berbasis Komunitas: Mengembangkan program-program yang relevan dengan potensi dan kebutuhan komunitas lokal.

 

Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

·  Kegiatan Praktis: Lebih banyak kegiatan yang bisa langsung diimplementasikan di sekolah.

·  Materi Komprehensif: Materi yang lebih lengkap dan relevan dengan contoh nyata.

·  Manfaat Nyata: Modul yang memberikan dampak positif yang jelas dan terukur pada pembelajaran dan pengelolaan sekolah.

·  Alat Evaluasi: Tersedianya alat untuk refleksi dan evaluasi berkala.

 

 

  

 

PEMBELAJARAN 2: IDENTIFIKASI KONSEP

Waktu: 2 x 45 Menit

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.        Guru dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.

2.        Guru dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah.

3.        Guru dapat memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD).

4.        Guru dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya

 

Bapak/Ibu Guru, kali ini kita masuk pada sesi pembelajaran 2, yaitu Identifikasi Konsep. Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda akan banyak melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi bersama dengan guru lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini:

Pertanyaan Pemantik

1.        Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?

2.        Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?

3.        Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?

4.        Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?

5.        Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!

6.        Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!

7.        Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?

8.        Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?

 

Berikut adalah eksplorasi mandiri dan telaah konsep berdasarkan pertanyaan pemantik yang diberikan:

 

 1. Faktor Biotik dan Abiotik dalam Sekolah sebagai Ekosistem

- Faktor Biotik: Termasuk semua unsur hidup dalam sekolah seperti murid, guru, kepala sekolah, staf, orang tua, dan masyarakat sekitar. Ini mencakup interaksi antara individu-individu yang mempengaruhi dinamika sekolah.

- Faktor Abiotik: Termasuk unsur tak hidup seperti gedung sekolah, ruang kelas, peralatan belajar, lingkungan fisik, dan fasilitas lainnya yang mendukung proses belajar mengajar.

 

 2. Peran Kepala Sekolah dalam Mengelola Ekosistem Sekolah

Seorang kepala sekolah harus berperan sebagai pemimpin yang mampu mengarahkan dan mengelola seluruh elemen dalam ekosistem sekolah. Ini termasuk memastikan interaksi yang harmonis antara faktor biotik dan abiotik, serta mengoptimalkan potensi masing-masing komponen untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.

 

 3. Kemampuan yang Harus Dimiliki oleh Kepala Sekolah

- Kepemimpinan Visioner: Mampu menetapkan visi dan arah yang jelas bagi sekolah.

- Kemampuan Manajerial: Mengelola sumber daya manusia, fasilitas, dan anggaran dengan efektif dan efisien.

- Komunikasi dan Kolaborasi: Mampu berkomunikasi dengan baik dan membangun kerja sama dengan guru, staf, orang tua, dan masyarakat.

- Inovasi dan Kreativitas: Mencari cara-cara baru untuk memanfaatkan sumber daya yang ada demi peningkatan kualitas pembelajaran.

- Pengambilan Keputusan: Mampu mengambil keputusan yang berdasarkan data dan analisis yang mendalam.

 

 4. Pengelolaan Sumber Daya Sekolah Secara Efektif dan Efisien

Seorang kepala sekolah harus melakukan pemetaan sumber daya yang ada di sekolah, baik sumber daya manusia maupun fasilitas fisik, dan merencanakan penggunaan sumber daya tersebut untuk mendukung proses pembelajaran. Ini bisa mencakup penggunaan teknologi secara optimal, mengadakan pelatihan bagi guru, dan memastikan bahwa semua fasilitas digunakan secara maksimal dan tepat guna.

 

 5. Dampak Sumber Daya (Fasilitas) terhadap Pembelajaran Murid

Sumber daya yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran murid. Fasilitas seperti ruang kelas yang nyaman, akses ke teknologi, perpustakaan yang lengkap, dan laboratorium yang memadai memungkinkan murid untuk belajar dalam kondisi optimal. Fasilitas yang baik juga mendukung pengajaran yang lebih interaktif dan praktis, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan murid.

 

 6. Efektivitas Penggunaan Sumber Daya Sekolah

Sejauh ini, efektivitas penggunaan sumber daya sekolah bisa bervariasi. Di beberapa sekolah, fasilitas mungkin sudah dimanfaatkan dengan baik, misalnya ruang komputer yang digunakan untuk pembelajaran digital. Namun, ada juga sumber daya yang mungkin belum dimaksimalkan, seperti ruang terbuka yang bisa digunakan untuk pembelajaran luar ruangan atau kegiatan ekstrakurikuler.

 

 7. Cara Alternatif untuk Memaksimalkan Sumber Daya

- Kolaborasi dengan Komunitas: Mengajak masyarakat sekitar untuk berkontribusi dalam kegiatan sekolah, misalnya melalui program gotong royong atau kerja sama dengan perusahaan lokal.

- Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi secara lebih efektif, seperti pembelajaran jarak jauh atau penggunaan platform digital untuk memperkaya materi pembelajaran.

- Penggunaan Ruang Secara Fleksibel: Menggunakan ruang kelas atau fasilitas lain untuk berbagai kegiatan, seperti kelas seni, olahraga, atau kegiatan ekstra kurikuler.

 

 8. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah

Sekolah bisa memanfaatkan lingkungan sekitar, misalnya dengan melibatkan murid dalam program penghijauan, pemanfaatan lahan kosong untuk kebun sekolah, atau kerja sama dengan instansi lokal untuk kegiatan edukatif. Lingkungan sekitar dapat menjadi sumber belajar yang kaya jika dikelola dengan baik, misalnya dengan menggunakan taman atau area publik sebagai ruang kelas alternatif.

 

Dengan memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat lebih siap dalam mendiskusikan konsep dan praktik terbaik di sekolah, serta bagaimana mengelola sumber daya untuk mendukung kualitas pendidikan yang lebih baik.

 

 

Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Mereka pun mengatakan bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang baik dan benar. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.

Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development)

Satuan pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam standar pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah

 

Apa yang dapat dikelola dari sekolah Bpk/Ibu melalui pendekatan komunitas berbasis aset agar efisien dan efektif?

1.          Modal Manusia

2.          Modal Sosial

3.          Modal Fisik

4.          Modal Lingkungan

5.          Modal Budaya dan Agama

6.          Modal Finansial

 

Aset –Aset dalam Sebuah Komunitas

 

Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sekolah berkaitan dengan tempat belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya

 

Apabila sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana, apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan kualitas pendidikan yang optimal?

 

1. Optimalisasi Penggunaan Sarana dan Prasarana yang Ada

  • Penggunaan Multifungsi Ruang: Manfaatkan ruang yang ada untuk berbagai kegiatan. Misalnya, ruang kelas dapat diubah menjadi ruang pertemuan, laboratorium, atau ruang seni tergantung kebutuhan pada hari tertentu.
  • Penggunaan Ruang Terbuka: Manfaatkan area terbuka, seperti halaman sekolah atau lapangan, untuk kegiatan belajar di luar ruangan, olahraga, atau praktik keterampilan, yang tidak memerlukan fasilitas khusus.

2. Pemanfaatan Teknologi

  • Pembelajaran Digital: Gunakan teknologi seperti komputer atau perangkat mobile untuk memperkaya materi pembelajaran. Jika sekolah memiliki akses internet, platform pembelajaran online dan aplikasi edukasi dapat menjadi sumber belajar tambahan.
  • Pemanfaatan Media Sosial dan Platform Online: Dorong penggunaan media sosial atau blog kelas untuk diskusi dan berbagi materi pelajaran. Ini juga dapat digunakan untuk mengintegrasikan komunitas sekolah dengan lebih baik.

3. Kolaborasi dengan Komunitas

  • Kemitraan dengan Pihak Eksternal: Jalin kerja sama dengan organisasi lokal, perusahaan, atau alumni untuk mendapatkan dukungan, baik berupa fasilitas tambahan, materi pembelajaran, atau pendanaan untuk proyek sekolah.
  • Program Magang atau Kunjungan Industri: Manfaatkan hubungan dengan industri atau bisnis lokal untuk mengadakan program magang atau kunjungan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.

4. Inovasi dalam Pembelajaran

  • Proyek Berbasis Lingkungan: Gunakan lingkungan sekitar sebagai laboratorium alami untuk pelajaran sains, geografi, atau pertanian. Misalnya, tanam kebun sekolah di lahan kosong untuk pembelajaran biologi.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek: Terapkan metode pembelajaran berbasis proyek yang tidak memerlukan banyak fasilitas fisik, tetapi mendorong kreativitas, kerja sama, dan keterampilan berpikir kritis.

5. Pengembangan Keterampilan dan Kreativitas Guru

  • Peningkatan Kompetensi Guru: Lakukan pelatihan rutin untuk guru dalam menggunakan teknologi, strategi pengajaran inovatif, dan manajemen kelas, sehingga dapat memaksimalkan sumber daya yang terbatas.
  • Pemanfaatan Keterampilan Khusus: Jika ada guru dengan keterampilan khusus (misalnya dalam seni, teknologi, atau olahraga), dorong mereka untuk mengembangkan program ekstrakurikuler yang memanfaatkan keterampilan tersebut, tanpa memerlukan fasilitas tambahan.

6. Pemberdayaan Siswa

  • Keterlibatan Siswa dalam Pemeliharaan Sarana: Ajak siswa untuk berpartisipasi dalam pemeliharaan fasilitas sekolah, seperti membersihkan, memperbaiki, atau bahkan mendesain ulang ruang belajar. Ini juga menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
  • Pengembangan Program Kepemimpinan Siswa: Buat program di mana siswa dapat mengambil peran sebagai pemimpin dalam proyek sekolah, yang tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.

7. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal

  • Penggunaan Sumber Daya Lokal: Manfaatkan sumber daya dari komunitas sekitar, seperti tenaga ahli lokal, bahan alam, atau fasilitas publik, untuk mendukung kegiatan belajar. Misalnya, mengundang pengrajin lokal untuk mengajar keterampilan atau menggunakan perpustakaan komunitas jika perpustakaan sekolah terbatas.

8. Pembelajaran Berbasis Pengalaman

  • Studi Lapangan: Ajak siswa melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, museum, atau taman nasional sebagai bagian dari pembelajaran yang memperkaya pengalaman mereka tanpa memerlukan fasilitas sekolah yang besar.
  • Simulasi dan Role Play: Gunakan metode simulasi dan role-play di kelas untuk membuat pelajaran lebih interaktif dan menarik, sehingga tidak memerlukan banyak peralatan khusus.

 

 

Setelah menonton video, silakan menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu Guru melalui pertanyan- pertanyaan berikut ini:

 

1. Apakah perbedaan dari suasana kedua video yang baru saja kita saksikan?

 Suasana Video Pertama: Suasana di video pertama mungkin menunjukkan suasana rapat yang fokus pada masalah dan kekurangan yang dihadapi oleh sekolah. Diskusinya mungkin lebih menekankan pada hal-hal yang belum tercapai atau kendala yang dihadapi, sehingga suasana rapat menjadi lebih berat dan mungkin membuat peserta merasa kurang termotivasi.

Suasana Video Kedua: Di sisi lain, video kedua kemungkinan besar menampilkan suasana rapat yang lebih positif dan konstruktif, di mana diskusi lebih banyak menyoroti kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Rapat ini lebih fokus pada mencari solusi dan memanfaatkan apa yang sudah ada, sehingga suasana menjadi lebih optimis dan inspiratif.

 

 

2. Suasana rapat yang manakah yang termasuk dalam contoh pendekatan berbasis kekurangan dan manakah yang termasuk dalam pendekatan berbasis aset/kekuatan?

Pendekatan Berbasis Kekurangan: Suasana rapat dalam video pertama dapat dikategorikan sebagai pendekatan berbasis kekurangan, di mana fokus utama adalah pada apa yang kurang atau tidak berfungsi di sekolah. Ini dapat dilihat dari pembahasan yang berfokus pada masalah-masalah yang dihadapi, tanpa memperhatikan potensi atau aset yang ada.

Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan: Video kedua lebih mencerminkan pendekatan berbasis aset/kekuatan, di mana peserta rapat lebih fokus pada hal-hal positif, kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, dan bagaimana memanfaatkan aset tersebut untuk mencapai tujuan. Rapat ini cenderung lebih proaktif dan mencari solusi dengan memanfaatkan potensi yang ada.

 

 

3. Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah? tuliskan pengalaman rapat yang pernah terjadi

Selama di sekolah, rapat antar guru atau dengan kepala sekolah seringkali menjadi ajang untuk membahas berbagai isu yang dihadapi oleh sekolah. Tergantung pada budaya sekolah, rapat tersebut bisa berfokus pada masalah (misalnya, kekurangan fasilitas, atau tantangan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar) atau bisa juga pada kekuatan dan prestasi yang telah dicapai.

Pengalaman: Pada beberapa kesempatan, rapat yang diadakan cenderung lebih fokus pada kekurangan sekolah, seperti kurangnya sarana prasarana atau masalah disiplin siswa. Hal ini terkadang membuat suasana rapat menjadi sedikit menekan dan kurang membangun. Namun, ada juga momen di mana rapat lebih berfokus pada keberhasilan yang telah dicapai, seperti peningkatan prestasi siswa atau inisiatif baru dari guru, yang membuat suasana menjadi lebih positif dan memotivasi.

 

4. Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?

Ketika mendiskusikan seorang murid bersama rekan guru, seringkali fokus utama adalah pada masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid tersebut, seperti masalah disiplin atau kesulitan belajar.

Pengalaman: Dalam beberapa rapat, diskusi tentang murid lebih cenderung menyoroti kekurangan mereka, misalnya masalah perilaku atau kurangnya motivasi. Namun, ada juga rapat di mana guru mencoba untuk mencari tahu kekuatan atau potensi yang dimiliki murid, dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung dan mengembangkan potensi tersebut. Pendekatan yang lebih positif ini biasanya menghasilkan rencana tindakan yang lebih konstruktif dan berdampak lebih baik pada perkembangan murid.

 

 

PEMBELAJARAN 4: TELAAH KEMBALI

Waktu: 1 x 45 Menit

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.        Merefleksikan hasil implementasi konsep dalam bentuk aksi nyata di kelas/sekolah lewat blog

2.        Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di kelas/sekolah

 

Pada tahapan ini silakan Bapak/Ibu merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:

1.        Apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang pemimpin yang mampu mengidentifikasi, merencanakan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemimpin ini harus mampu melihat potensi yang ada, baik dari sisi manusia, sarana, maupun lingkungan sekitar, dan mengelola sumber daya tersebut secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Implementasi:

·         Di dalam Kelas: Sebagai seorang guru, saya bisa menerapkan pendekatan berbasis aset dengan memanfaatkan kemampuan unik setiap siswa dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran. Misalnya, jika ada siswa yang memiliki keterampilan dalam seni, Anda dapat mengintegrasikan keterampilan ini dalam proyek kelas.

·         Di Sekolah: Implementasi di sekolah melibatkan kerja sama antara guru, kepala sekolah, staf, dan komunitas sekolah untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan sumber daya yang ada. Misalnya, sekolah bisa menggunakan modal sosial dengan menjalin kerja sama dengan komunitas lokal untuk mendukung program sekolah.

·         Di Masyarakat: Di luar sekolah, guru bisa melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembelajaran, seperti mengundang tokoh lokal untuk berbagi pengalaman atau mengadakan kegiatan yang melibatkan orang tua murid dalam proses belajar mengajar.

 

 

2.        Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas

Pengelolaan sumber daya yang tepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui beberapa cara:

  • Optimalisasi Modal Manusia: Dengan pengelolaan sumber daya yang baik, guru dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi setiap siswa dan staf, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif.
  • Kolaborasi yang Efektif: Pengelolaan sumber daya yang baik akan mendorong kolaborasi antara berbagai pihak di sekolah, seperti guru, orang tua, dan masyarakat. Misalnya, dengan melibatkan orang tua dalam kegiatan belajar di rumah, proses pembelajaran siswa dapat didukung secara lebih intensif.
  • Pemanfaatan Modal Fisik dan Lingkungan: Contoh lainnya adalah penggunaan ruang kelas, perpustakaan, atau fasilitas olahraga secara lebih efektif untuk mendukung berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

 

3.        Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum Mengikuti Modul:

  • Sebelum mengikuti modul ini, pemahaman saya mungkin lebih berfokus pada masalah dan kekurangan yang ada di sekolah, serta cara-cara untuk mengatasi tantangan tersebut dengan bantuan eksternal.

Setelah Mengikuti Modul:

  • Setelah mengikuti modul ini, cara pandang saya mungkin berubah menjadi lebih positif dan proaktif. saya mulai melihat berbagai potensi dan aset yang ada di sekolah dan masyarakat sekitar sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  • saya juga mungkin lebih menyadari pentingnya kolaborasi dan pemberdayaan komunitas dalam proses pembelajaran, sehingga mulai merancang program-program yang berorientasi pada pengembangan aset yang sudah ada.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRY OUT CPNS BUMN TERBARU

BANK SOAL CPNS BUMN TERBARU

Wiring Diagram Kelistrikan Sepeda Motor