LEMBAR KERJA MODUL 2.5 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
PEMBELAJARAN 1: GALI PEMAHAMAN
DIRI Waktu:
1 x 45 Menit |
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem
sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Bapak/Ibu Guru, selamat datang pada
kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang
pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya sekolah.
1. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu
sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah
tersebut sebagai sebuah ekosistem?
|
2.
Apa saja yang bisa Anda
sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
|
3.
Refleksikan sosok
pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang
paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di
ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?
|
4.
Jadi, seperti apa peran
pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari
ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
|
5.
Silakan refleksikan,
posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu
sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?
|
Harapan:
Apa saja harapan pada diri Bapak dan
Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari
modul ini?
1.
Untuk Diri Sendiri
Peningkatan
Kompetensi: Menjadi lebih efektif dalam mengelola sumber daya dan memimpin
dengan inspirasi. Kreativitas
dan Inovasi: Mengembangkan program-program inovatif yang memanfaatkan potensi
sekolah. Refleksi
dan Perbaikan: Meningkatkan kemampuan
reflektif untuk terus memperbaiki praktik pengajaran dan manajemen. |
2.
Untuk Peserta Didik
Pembelajaran
Berkualitas: Menghadirkan pengalaman belajar yang lebih baik dan bermakna. Pemberdayaan
Potensi: Membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal. Keterlibatan
Aktif: Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran. |
3.
Untuk Sekolah
Pengelolaan
Efektif: Meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Kolaborasi:
Membangun kerjasama yang lebih baik dengan masyarakat dan pihak eksternal. Program Berbasis
Komunitas: Mengembangkan
program-program yang relevan dengan potensi dan kebutuhan komunitas lokal. |
Apa
saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul
ini?
· Kegiatan Praktis: Lebih banyak
kegiatan yang bisa langsung diimplementasikan di sekolah. · Materi Komprehensif: Materi yang
lebih lengkap dan relevan dengan contoh nyata. · Manfaat Nyata: Modul yang memberikan
dampak positif yang jelas dan terukur pada pembelajaran dan pengelolaan
sekolah. · Alat
Evaluasi: Tersedianya alat untuk refleksi dan evaluasi berkala. |
PEMBELAJARAN
2: IDENTIFIKASI KONSEP Waktu: 2 x 45 Menit |
Tujuan
Pembelajaran Khusus:
1.
Guru dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem
sekolah.
2.
Guru dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan
pendekatan berbasis masalah.
3.
Guru dapat memahami pengelolaan sumber daya yang ada
di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis
Aset (Asset Based Community
Development/ABCD).
4.
Guru dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki
lingkungan sekolahnya
Bapak/Ibu Guru, kali ini kita masuk
pada sesi pembelajaran 2, yaitu Identifikasi Konsep. Pada sesi pembelajaran
kali ini, Anda akan banyak melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep
dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan
Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah
komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi
bersama dengan guru lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah
materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut
ini:
Pertanyaan Pemantik
1.
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah
ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor
apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
2.
Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah
berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
3.
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang
kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
4.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah
dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
5.
Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang
sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini?
Jelaskan!
6.
Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah
kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah?
Jelaskan!
7.
Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk
memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas
pembelajaran murid?
8.
Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di
lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
Berikut
adalah eksplorasi mandiri dan telaah konsep berdasarkan pertanyaan pemantik
yang diberikan:
1. Faktor Biotik dan Abiotik dalam Sekolah
sebagai Ekosistem
- Faktor
Biotik: Termasuk semua unsur hidup dalam sekolah seperti murid, guru, kepala
sekolah, staf, orang tua, dan masyarakat sekitar. Ini mencakup interaksi antara
individu-individu yang mempengaruhi dinamika sekolah.
- Faktor
Abiotik: Termasuk unsur tak hidup seperti gedung sekolah, ruang kelas,
peralatan belajar, lingkungan fisik, dan fasilitas lainnya yang mendukung
proses belajar mengajar.
2. Peran Kepala Sekolah dalam Mengelola
Ekosistem Sekolah
Seorang
kepala sekolah harus berperan sebagai pemimpin yang mampu mengarahkan dan
mengelola seluruh elemen dalam ekosistem sekolah. Ini termasuk memastikan
interaksi yang harmonis antara faktor biotik dan abiotik, serta mengoptimalkan
potensi masing-masing komponen untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah
harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan
kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
3. Kemampuan yang Harus Dimiliki oleh Kepala
Sekolah
-
Kepemimpinan Visioner: Mampu menetapkan visi dan arah yang jelas bagi sekolah.
- Kemampuan
Manajerial: Mengelola sumber daya manusia, fasilitas, dan anggaran dengan
efektif dan efisien.
- Komunikasi
dan Kolaborasi: Mampu berkomunikasi dengan baik dan membangun kerja sama dengan
guru, staf, orang tua, dan masyarakat.
- Inovasi
dan Kreativitas: Mencari cara-cara baru untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
demi peningkatan kualitas pembelajaran.
-
Pengambilan Keputusan: Mampu mengambil keputusan yang berdasarkan data dan
analisis yang mendalam.
4. Pengelolaan Sumber Daya Sekolah Secara
Efektif dan Efisien
Seorang
kepala sekolah harus melakukan pemetaan sumber daya yang ada di sekolah, baik
sumber daya manusia maupun fasilitas fisik, dan merencanakan penggunaan sumber
daya tersebut untuk mendukung proses pembelajaran. Ini bisa mencakup penggunaan
teknologi secara optimal, mengadakan pelatihan bagi guru, dan memastikan bahwa
semua fasilitas digunakan secara maksimal dan tepat guna.
5. Dampak Sumber Daya (Fasilitas) terhadap
Pembelajaran Murid
Sumber daya
yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran murid.
Fasilitas seperti ruang kelas yang nyaman, akses ke teknologi, perpustakaan
yang lengkap, dan laboratorium yang memadai memungkinkan murid untuk belajar
dalam kondisi optimal. Fasilitas yang baik juga mendukung pengajaran yang lebih
interaktif dan praktis, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan
murid.
6. Efektivitas Penggunaan Sumber Daya Sekolah
Sejauh ini,
efektivitas penggunaan sumber daya sekolah bisa bervariasi. Di beberapa
sekolah, fasilitas mungkin sudah dimanfaatkan dengan baik, misalnya ruang
komputer yang digunakan untuk pembelajaran digital. Namun, ada juga sumber daya
yang mungkin belum dimaksimalkan, seperti ruang terbuka yang bisa digunakan
untuk pembelajaran luar ruangan atau kegiatan ekstrakurikuler.
7. Cara Alternatif untuk Memaksimalkan Sumber
Daya
- Kolaborasi
dengan Komunitas: Mengajak masyarakat sekitar untuk berkontribusi dalam kegiatan
sekolah, misalnya melalui program gotong royong atau kerja sama dengan
perusahaan lokal.
-
Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi secara lebih efektif, seperti
pembelajaran jarak jauh atau penggunaan platform digital untuk memperkaya
materi pembelajaran.
- Penggunaan
Ruang Secara Fleksibel: Menggunakan ruang kelas atau fasilitas lain untuk
berbagai kegiatan, seperti kelas seni, olahraga, atau kegiatan ekstra
kurikuler.
8. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah
Sekolah bisa
memanfaatkan lingkungan sekitar, misalnya dengan melibatkan murid dalam program
penghijauan, pemanfaatan lahan kosong untuk kebun sekolah, atau kerja sama
dengan instansi lokal untuk kegiatan edukatif. Lingkungan sekitar dapat menjadi
sumber belajar yang kaya jika dikelola dengan baik, misalnya dengan menggunakan
taman atau area publik sebagai ruang kelas alternatif.
Dengan
memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat lebih siap dalam
mendiskusikan konsep dan praktik terbaik di sekolah, serta bagaimana mengelola
sumber daya untuk mendukung kualitas pendidikan yang lebih baik.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah
suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif
menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya,
baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Mereka pun mengatakan bahwa
saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan
mengungkap hal yang baik dan benar. Mata yang mampu membukakan kemungkinan
perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila
sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka
kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan
meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.
Pendekatan ABCD (Asset-Based
Community Development)
Satuan
pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur, melaksanakan,
dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas
penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam
standar pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan
secara efektif dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah |
Apa yang dapat dikelola dari sekolah
Bpk/Ibu melalui pendekatan komunitas berbasis aset agar efisien dan efektif?
1.
Modal Manusia 2.
Modal Sosial 3.
Modal Fisik 4.
Modal Lingkungan 5.
Modal Budaya dan Agama 6.
Modal Finansial |
Aset –Aset dalam
Sebuah Komunitas
Standar sarana dan prasarana merupakan
kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sekolah berkaitan dengan tempat
belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan,
bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya |
Apabila sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki
kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana,
apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan kualitas
pendidikan yang optimal?
1. Optimalisasi Penggunaan Sarana dan Prasarana
yang Ada
2. Pemanfaatan Teknologi
3. Kolaborasi dengan Komunitas
4. Inovasi dalam Pembelajaran
5. Pengembangan Keterampilan dan Kreativitas
Guru
6. Pemberdayaan Siswa
7. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal
8. Pembelajaran Berbasis Pengalaman
|
Setelah menonton
video, silakan menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu Guru melalui pertanyan-
pertanyaan berikut ini:
1. Apakah perbedaan dari suasana kedua video yang baru saja kita
saksikan?
Suasana
Video Pertama: Suasana di video pertama mungkin menunjukkan suasana
rapat yang fokus pada masalah dan kekurangan yang dihadapi oleh sekolah.
Diskusinya mungkin lebih menekankan pada hal-hal yang belum tercapai atau
kendala yang dihadapi, sehingga suasana rapat menjadi lebih berat dan mungkin
membuat peserta merasa kurang termotivasi. Suasana Video Kedua: Di sisi lain, video kedua
kemungkinan besar menampilkan suasana rapat yang lebih positif dan
konstruktif, di mana diskusi lebih banyak menyoroti kekuatan dan potensi yang
dimiliki oleh sekolah. Rapat ini lebih fokus pada mencari solusi dan
memanfaatkan apa yang sudah ada, sehingga suasana menjadi lebih optimis dan
inspiratif. |
2. Suasana rapat yang manakah yang termasuk dalam contoh pendekatan
berbasis kekurangan dan manakah yang termasuk dalam pendekatan berbasis
aset/kekuatan?
Pendekatan Berbasis Kekurangan: Suasana rapat dalam video
pertama dapat dikategorikan sebagai pendekatan berbasis kekurangan, di mana
fokus utama adalah pada apa yang kurang atau tidak berfungsi di sekolah. Ini
dapat dilihat dari pembahasan yang berfokus pada masalah-masalah yang
dihadapi, tanpa memperhatikan potensi atau aset yang ada. Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan: Video kedua lebih
mencerminkan pendekatan berbasis aset/kekuatan, di mana peserta rapat lebih fokus
pada hal-hal positif, kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, dan bagaimana
memanfaatkan aset tersebut untuk mencapai tujuan. Rapat ini cenderung lebih
proaktif dan mencari solusi dengan memanfaatkan potensi yang ada. |
3. Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau
dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang
menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang
dimiliki oleh sekolah? tuliskan pengalaman rapat yang pernah terjadi
Selama di sekolah, rapat antar guru atau dengan kepala sekolah seringkali
menjadi ajang untuk membahas berbagai isu yang dihadapi oleh sekolah.
Tergantung pada budaya sekolah, rapat tersebut bisa berfokus pada masalah
(misalnya, kekurangan fasilitas, atau tantangan yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar) atau bisa juga pada kekuatan dan prestasi yang telah
dicapai. Pengalaman: Pada beberapa kesempatan, rapat yang diadakan
cenderung lebih fokus pada kekurangan sekolah, seperti kurangnya sarana prasarana
atau masalah disiplin siswa. Hal ini terkadang membuat suasana rapat menjadi
sedikit menekan dan kurang membangun. Namun, ada juga momen di mana rapat
lebih berfokus pada keberhasilan yang telah dicapai, seperti peningkatan
prestasi siswa atau inisiatif baru dari guru, yang membuat suasana menjadi
lebih positif dan memotivasi. |
4. Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang
murid bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan
atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid
kita?
Ketika mendiskusikan seorang murid bersama rekan guru, seringkali fokus
utama adalah pada masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid tersebut,
seperti masalah disiplin atau kesulitan belajar. Pengalaman: Dalam beberapa rapat, diskusi tentang murid
lebih cenderung menyoroti kekurangan mereka, misalnya masalah perilaku atau
kurangnya motivasi. Namun, ada juga rapat di mana guru mencoba untuk mencari
tahu kekuatan atau potensi yang dimiliki murid, dan bagaimana cara terbaik
untuk mendukung dan mengembangkan potensi tersebut. Pendekatan yang lebih
positif ini biasanya menghasilkan rencana tindakan yang lebih konstruktif dan
berdampak lebih baik pada perkembangan murid. |
PEMBELAJARAN
4: TELAAH KEMBALI Waktu: 1 x 45 Menit |
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1.
Merefleksikan hasil implementasi konsep dalam bentuk
aksi nyata di kelas/sekolah lewat blog
2.
Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam
meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di
kelas/sekolah
Pada tahapan
ini silakan Bapak/Ibu merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:
1.
Apa yang dimaksud dengan
‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang
pemimpin yang mampu mengidentifikasi, merencanakan, dan memanfaatkan sumber
daya yang ada di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemimpin
ini harus mampu melihat potensi yang ada, baik dari sisi manusia, sarana,
maupun lingkungan sekitar, dan mengelola sumber daya tersebut secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Implementasi: ·
Di dalam Kelas: Sebagai
seorang guru, saya bisa menerapkan pendekatan berbasis aset dengan
memanfaatkan kemampuan unik setiap siswa dan mengaitkannya dengan materi
pembelajaran. Misalnya, jika ada siswa yang memiliki keterampilan dalam seni,
Anda dapat mengintegrasikan keterampilan ini dalam proyek kelas. ·
Di Sekolah: Implementasi di
sekolah melibatkan kerja sama antara guru, kepala sekolah, staf, dan
komunitas sekolah untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan sumber daya yang
ada. Misalnya, sekolah bisa menggunakan modal sosial dengan menjalin kerja
sama dengan komunitas lokal untuk mendukung program sekolah. ·
Di Masyarakat: Di luar
sekolah, guru bisa melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembelajaran,
seperti mengundang tokoh lokal untuk berbagi pengalaman atau mengadakan
kegiatan yang melibatkan orang tua murid dalam proses belajar mengajar. |
2.
Jelaskan dan berikan
contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu
proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Pengelolaan sumber daya yang tepat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui beberapa cara:
|
3.
Ceritakan pula bagaimana
hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran
apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran
dalam modul ini.
Sebelum Mengikuti Modul:
Setelah Mengikuti Modul:
|
Komentar
Posting Komentar